Puisi Galau
Saat ini kami berkesempatan untuk memberikan ulasan mengenai kumpulan puisi galau yang bisa membuat kalian merasa terwakili. Puisi galau ini bisa kalian berikan untuk seseorang yang membuat kita merasakan galau. Atau mungkin akan menjadi inspirasi bagi anda semua yanbg ingin membuat puisi galau.
AKU BUKAN DIA ATAU DIRINYA
(Emy Puji Hastuti)
Aku bukan seorang foto model,
Hanya hobby ku saja gemar foto.
Aku bukan seorang penyanyi atau vocalist band,
Suara ku juga fals namun suka bernyanyi.
Aku pun bukan seorang dancer,
Tapi aku sedikit bisa dan memang menyukai menari
Tak banyak ku cipta puisi.
Namun itu semua cukup tuk mengisi hati teman-temanku yang sepi
Pernah ku coba tulis cerita
Namun karya tak jua ada
Saat ini aku hanyalah aku
Bukan dia atau dirinya, bahkan bukan pula sesosok yang kau damba
Tak puas ku terima smua yang darimu untuk ku
Bukan aku tak tau rasa syukur
Bukan pula ku takabur.
Hanya saja aku tak tau Bagaimana cara menghapus memori masa lalumu
Dengan dia dan dirinya, atau dengan siapa saja
Yang membuatku terluka.
HATI KU PATAH
(NN)
(Emy Puji Hastuti)
Aku bukan seorang foto model,
Hanya hobby ku saja gemar foto.
Aku bukan seorang penyanyi atau vocalist band,
Suara ku juga fals namun suka bernyanyi.
Aku pun bukan seorang dancer,
Tapi aku sedikit bisa dan memang menyukai menari
Tak banyak ku cipta puisi.
Namun itu semua cukup tuk mengisi hati teman-temanku yang sepi
Pernah ku coba tulis cerita
Namun karya tak jua ada
Saat ini aku hanyalah aku
Bukan dia atau dirinya, bahkan bukan pula sesosok yang kau damba
Tak puas ku terima smua yang darimu untuk ku
Bukan aku tak tau rasa syukur
Bukan pula ku takabur.
Hanya saja aku tak tau Bagaimana cara menghapus memori masa lalumu
Dengan dia dan dirinya, atau dengan siapa saja
Yang membuatku terluka.
HATI KU PATAH
(NN)
Derai air mata ku tak henti mengucur perih nya,
sayatan pisau cinta mu membuat tangis dan pedih membaur
Oh Cinta,
Inikah wujud mu menjelma dalam layar ku bentang
Terhantam badai kedukaan
Terhempas pada dasar laut kesengsaraan
Arah ku hilang, kekokohan ku musnah raungan ku tiada lagi
Terdengar terendap bersama lara di jiwa
Hadir ku sendiri, di antara deras rintik hujan bertubi
Tangis ku tak mampu lagi menawar di sisi
Harus kemana arah rindu ku ini saat hadir mu hanya mampu menyakiti
Hati ku telah patah
Hati ku hancur berkeping-keping, tlah kau dustai semua
Percaya dan setia yang ku jaga
Janji tinggal dusta
Harapan pun sirna dan hanya pada waktu ku pasrah kan semua
Biarkan masa yang menawar luka,hari ini atau esok..harap ku kembali indah
NAMAMU
(NN)
Mungkin kau tak pernah tahu apa yang kutulis disini
Yang terkadang tak tereja di setiap syairnya
Yang takkan pernah selesai kurangkai untukmu
Dan tak tak pernah lelah kugoreskan di tiap aksaranya
Hingga kata yang kupintal menjadikan namamu
Izinkan aku mencintaimu meski dalam goresan pena
Aku ingin mencintaimu layaknya mentari
Yang bergulir sempurna dari kanan ke kiri
Aku ingin mencintaimu seperti udara
Yang tak terlihat namun dapat kau rasa
Mungkin bagimu rinduku tak kasat mata
Rindu yang tak terbaca yang tak kau pahami maknanya
Biarkanlah aku simpan dan kurajut dalam hati
Tentangmu
Pada sedikit kisah hidupmu yang pernah kau bagi cerita
Pada sekeping hatimu yang rela kutumbuhi bunga
Tentangmu
Namamu yang selalu menggetarkan sekeping hatiku
DUA DUNIA
(NN)
Kini semua berbeda.
Tak ada lagi senyum di sudut bibirku.
Tak ada lagi tawa dalam hariku.
Tak ada lagi sinar dalam tatapanku.
Semua sirna, semua lenyap.
Bintang yang slalu menyapaku.
Bulan yang tersenyum melihatku.
Kini seakan menjauh.
Meninggalkanku dalam gelap malam.
Terpuruk dalam kesepian.
Sejak kepergianmu.
Kadang aku teringat..
saat aku tersenyum karenamu.
Saat aku terlelap dalam pelukmu.
Semua masih melekat erat dalam memoryku.
Terkadang ada rasa penyesalan.
Karena aku tak pernah buatmu bahagia.
Aku slalu egois.
Aku tak pernah peduli.
Saat kau terluka karena sikap ku.
Ingin rasanya aku menemuimu.
Mengobati rasa rinduku.
Tapi aku tak mampu.
Karena kita tlah terpisah dunia.
Aku hanya bisa berharap.
Kau kan datang dalam mimpi-mimpiku.
0 komentar:
Posting Komentar