Jumat, 02 Desember 2011

Dua Bapak yang Baik Hati

Posted by : Dewi Kurnia Madya N di 05.04

hari ini.. aku dapat sms serangan fajar yang berisi pergantian jadwal belajar di bimbel tempatku bernaung sekarang.
guru yang mengajar jam 8 gak bisa hadir, jadi ya majulah diriku yg gak punya jadwal apa-apa di pagi hari.
kebetulan, aku bisa sekalian keluar ke toko buku jam 9. aku ada janji memberikan buku untuk temanku yang mau berangkat ke jakarta.
ternyata kelas bubar jam 9 lewat, dan lagi-lagi aku dapat sms untuk jam 9.30. ya sudahlah, kupikir bukunya nanti ku kirim saja.
jam 9.30, pengajar yang minta digantikan alhamdulillah bisa hadir, maka aku langsung pamitan untuk pergi hunting buku. kupikir waktunya cukup untuk sampai di bandara sebelum temanku berangkat.
tapi manusia hanya mampu berencana, perjalananku ternyata kurang mulus menuju bandara. tapi, tak mengapa, latihan kesabaran. dalam halte transmusi arah bandara, aku bertemu seorang bapak. dia melihat wajahku yang sangat cemas. lalu, dia berkata, "nanti ikut bapak masuk saja, bilang temannya tunggu di boarding room". aku sangat berterimakasih pada si bapak. perlahan tapi pasti menit demi menit berlalu, transmusi merah belum menampakkan hidungnya.. tiba-tiba aku merasa halte menjadi tegang karena ekspresiku. seorang ibu berusaha memberikan senyum ketenangan dan seorang kakak bilang, "insyaAllah ketemu sama temannya,"

penyadaran pertama hari itu,, betapa Allah begitu sayang padaku. aku dipertemukan dengan orang-orang yang baik.

si merah pun datang, segera naik, di dalam transmusi pun suasana masih tegang. entah karena menyadari wajah cemasku atau bukan, sopir pun sepertinya menyadari ketegangan itu, si merah melaju cepat..

sesampai di bandara, aku bertemu temannya temanku di depan. dia bilang, "dia udah naik ke atas, cepat lah, nanti keburu TO"
aku dan bapak yang kutemui di halte segera masuk, setengah berlari kami menuju boarding room.. yup, ketika aku sampai di boarding room.. nguiiingggg,,, pesawat temanku sudah lepas landas. sedih, mungkin.. tapi tak mengapa lah, tho berarti belum saatnya buku ini berada di tangannya. bapak itu berkata, "maaf ya, sepertinya sedikit terlambat"
"ndak apa-apa, pak. terima kasih atas bantuannya," sahutku
"ya, sudah. bapak antar kamu ke depan," kata si bapak
aku hanya mampu mengangguk,, jujur saat itu sempat speechless juga.. shock mungkin mengingat usahaku untuk sampai.
sepanjang jalan mengantarku ke luar. si bapak bercerita kalo anaknya sedang sakit dirumah. tapi, dia harus tetap bertugas. yah, resiko karyawan katanya..

penyadaran kedua, bahwa terkadang selama ini kita menganggap diri kita yang paling malang tapi ternyata banyak yang lebih sulit menekan rasanya. tersadar, istighfar.. begitu kurangnya aku bersyukur selama ini, begitu egoisnya diri ini.

aku mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak itu atas segala bantuannya, semoga Allah membalas kebaikannya dengan kebaikan yang berlimpah. amiin...

setelah di luar, aku kembali menunggu si merah, karena cuma merah lah satu-satunya transportasi umum.
duduk di halte, aku sms temannya temanku, meminta maaf karena aku tak bertemu, jd tak bisa sampaikan salamnya. eh, malah dibalas, "saya juga lihat tadi dari parkiran, wow dramatis sekaleee..."
aku bingung, dan aku tanya apa maksudnya
lalu, ia kembali membalas, "sepertinya bagus dijadikan film."
astaghfirullah,, aku baru ngeh maksudnya.. haddooohhhhh.. gak deh.. ~.~"

dalam penantian itu, seorang bapak kembali menegurku, "nunggu bis ya, dek?"
aku tersenyum sopan dan mengangguk.
"bapak mau ke depan, kalo kamu mau ikut gak apa-apa, soalnya kalo nunggu bis suka lama,"
waw,, tawaran menarik, tapi aku tak langsung mengiyakan. aku cuma tersenyum dan menjawab, "ndak usah, pak. nanti malah merepotkan."
bapak itu lalu bertanya apakah aku baru pulang dari luar kota atau hanya mengantar.
aku jawab, "antar barang teman, pak"
lalu si bapak tanya lagi tempat tinggalku, ternyata masih satu daerah, sekojo. hehee.. lha, si bapak orang sekojo juga tho..

kembali ia mengajukan tawaran untuk diantar ke depan. okelah, sepertinya ni bapak tulus..
lagi pula, kan pakai motor, jadi kalo ada apa-apa aku bisa loncat, paling remuk-remuk dikit, pikirku..
aku lalu melangkah mengikuti bapak itu ke parkiran, tapi.. lho kok ke parkiran mobil. nah, lho... nasi sudah menjadi bubur, gak mungkin aku mundur, yang ada ni bapak malah tersinggung..

ya sudah, berdoa saja. Rabb,, hamba mohon penjagaan dariMU.
bismillah aku naik ke mobil bapak itu tapi tak aku kunci pintunya, jujur hatiku masih berzhon

sepanjang perjalanan dia bercerita tentang keluarganya, terlebih tentang anak gadisnya di Kalimantan mengertilah aku mengapa beliau begitu baik padaku, karena beliau ingat pada anak gadisnya. huah,, aku ingin menangis mendengar ceritanya
dan bapak ini benar-benar tulus..
ketika sampai di perempatan lampu merah, beliau mengantarkan aku sampai dapat bis. dan beliau memberikan uang. aku berusaha menolak, karena aku tak biasa menerima pemberian dari orang yang baru aku kenal. tapi dengan tulus dia bilang bahwa dia seperti melihat anaknya dalam diriku.

penyadaran ketiga, besarnya kasih sayang orang tua pada anaknya.. aku sepertinya masih kurang berbakti, tekad perbaikan..


ya, hari ini aku benar-benar mendapatkan sejuta rasa, Allah menyuruhku belajar bijak hari ini. belajar bijak menata hati, bijak berpikir jernih, bijak menyadari rasa, dan bijak mengambil langkah...

akhirnya aku balik lagi ke bimbel untuk tugas negara selanjutnya.. 2 termin kelas...
4 SD dan 7 SMP..

semangaaatttt....

0 komentar:

Posting Komentar

Dua Bapak yang Baik Hati

hari ini.. aku dapat sms serangan fajar yang berisi pergantian jadwal belajar di bimbel tempatku bernaung sekarang.
guru yang mengajar jam 8 gak bisa hadir, jadi ya majulah diriku yg gak punya jadwal apa-apa di pagi hari.
kebetulan, aku bisa sekalian keluar ke toko buku jam 9. aku ada janji memberikan buku untuk temanku yang mau berangkat ke jakarta.
ternyata kelas bubar jam 9 lewat, dan lagi-lagi aku dapat sms untuk jam 9.30. ya sudahlah, kupikir bukunya nanti ku kirim saja.
jam 9.30, pengajar yang minta digantikan alhamdulillah bisa hadir, maka aku langsung pamitan untuk pergi hunting buku. kupikir waktunya cukup untuk sampai di bandara sebelum temanku berangkat.
tapi manusia hanya mampu berencana, perjalananku ternyata kurang mulus menuju bandara. tapi, tak mengapa, latihan kesabaran. dalam halte transmusi arah bandara, aku bertemu seorang bapak. dia melihat wajahku yang sangat cemas. lalu, dia berkata, "nanti ikut bapak masuk saja, bilang temannya tunggu di boarding room". aku sangat berterimakasih pada si bapak. perlahan tapi pasti menit demi menit berlalu, transmusi merah belum menampakkan hidungnya.. tiba-tiba aku merasa halte menjadi tegang karena ekspresiku. seorang ibu berusaha memberikan senyum ketenangan dan seorang kakak bilang, "insyaAllah ketemu sama temannya,"

penyadaran pertama hari itu,, betapa Allah begitu sayang padaku. aku dipertemukan dengan orang-orang yang baik.

si merah pun datang, segera naik, di dalam transmusi pun suasana masih tegang. entah karena menyadari wajah cemasku atau bukan, sopir pun sepertinya menyadari ketegangan itu, si merah melaju cepat..

sesampai di bandara, aku bertemu temannya temanku di depan. dia bilang, "dia udah naik ke atas, cepat lah, nanti keburu TO"
aku dan bapak yang kutemui di halte segera masuk, setengah berlari kami menuju boarding room.. yup, ketika aku sampai di boarding room.. nguiiingggg,,, pesawat temanku sudah lepas landas. sedih, mungkin.. tapi tak mengapa lah, tho berarti belum saatnya buku ini berada di tangannya. bapak itu berkata, "maaf ya, sepertinya sedikit terlambat"
"ndak apa-apa, pak. terima kasih atas bantuannya," sahutku
"ya, sudah. bapak antar kamu ke depan," kata si bapak
aku hanya mampu mengangguk,, jujur saat itu sempat speechless juga.. shock mungkin mengingat usahaku untuk sampai.
sepanjang jalan mengantarku ke luar. si bapak bercerita kalo anaknya sedang sakit dirumah. tapi, dia harus tetap bertugas. yah, resiko karyawan katanya..

penyadaran kedua, bahwa terkadang selama ini kita menganggap diri kita yang paling malang tapi ternyata banyak yang lebih sulit menekan rasanya. tersadar, istighfar.. begitu kurangnya aku bersyukur selama ini, begitu egoisnya diri ini.

aku mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak itu atas segala bantuannya, semoga Allah membalas kebaikannya dengan kebaikan yang berlimpah. amiin...

setelah di luar, aku kembali menunggu si merah, karena cuma merah lah satu-satunya transportasi umum.
duduk di halte, aku sms temannya temanku, meminta maaf karena aku tak bertemu, jd tak bisa sampaikan salamnya. eh, malah dibalas, "saya juga lihat tadi dari parkiran, wow dramatis sekaleee..."
aku bingung, dan aku tanya apa maksudnya
lalu, ia kembali membalas, "sepertinya bagus dijadikan film."
astaghfirullah,, aku baru ngeh maksudnya.. haddooohhhhh.. gak deh.. ~.~"

dalam penantian itu, seorang bapak kembali menegurku, "nunggu bis ya, dek?"
aku tersenyum sopan dan mengangguk.
"bapak mau ke depan, kalo kamu mau ikut gak apa-apa, soalnya kalo nunggu bis suka lama,"
waw,, tawaran menarik, tapi aku tak langsung mengiyakan. aku cuma tersenyum dan menjawab, "ndak usah, pak. nanti malah merepotkan."
bapak itu lalu bertanya apakah aku baru pulang dari luar kota atau hanya mengantar.
aku jawab, "antar barang teman, pak"
lalu si bapak tanya lagi tempat tinggalku, ternyata masih satu daerah, sekojo. hehee.. lha, si bapak orang sekojo juga tho..

kembali ia mengajukan tawaran untuk diantar ke depan. okelah, sepertinya ni bapak tulus..
lagi pula, kan pakai motor, jadi kalo ada apa-apa aku bisa loncat, paling remuk-remuk dikit, pikirku..
aku lalu melangkah mengikuti bapak itu ke parkiran, tapi.. lho kok ke parkiran mobil. nah, lho... nasi sudah menjadi bubur, gak mungkin aku mundur, yang ada ni bapak malah tersinggung..

ya sudah, berdoa saja. Rabb,, hamba mohon penjagaan dariMU.
bismillah aku naik ke mobil bapak itu tapi tak aku kunci pintunya, jujur hatiku masih berzhon

sepanjang perjalanan dia bercerita tentang keluarganya, terlebih tentang anak gadisnya di Kalimantan mengertilah aku mengapa beliau begitu baik padaku, karena beliau ingat pada anak gadisnya. huah,, aku ingin menangis mendengar ceritanya
dan bapak ini benar-benar tulus..
ketika sampai di perempatan lampu merah, beliau mengantarkan aku sampai dapat bis. dan beliau memberikan uang. aku berusaha menolak, karena aku tak biasa menerima pemberian dari orang yang baru aku kenal. tapi dengan tulus dia bilang bahwa dia seperti melihat anaknya dalam diriku.

penyadaran ketiga, besarnya kasih sayang orang tua pada anaknya.. aku sepertinya masih kurang berbakti, tekad perbaikan..


ya, hari ini aku benar-benar mendapatkan sejuta rasa, Allah menyuruhku belajar bijak hari ini. belajar bijak menata hati, bijak berpikir jernih, bijak menyadari rasa, dan bijak mengambil langkah...

akhirnya aku balik lagi ke bimbel untuk tugas negara selanjutnya.. 2 termin kelas...
4 SD dan 7 SMP..

semangaaatttt....

0 komentar:

Posting Komentar

 

❤ Designed by Rinda's Template ❤ Image by KF-Studio ❤ Author by Your Name Here :)