Posted by :
Dewi Kurnia Madya N
di
03.53
Hukum Memanfaatkan Anjing
Para ulama
sepakat bahwa
tidak boleh memanfaatkan anjing kecuali untuk maksud tertentu yang ada
hajat di dalamnya seperti sebagai anjing buruan dan anjing penjaga serta
maksud lainnya yang tidak dilarang oleh Islam.
Ulama Malikiyah berpendapat bahwa terlarang (makruh) memanfaatkan anjing
selain untuk menjaga tananaman, hewan ternak atau sebagai anjing
buruan. Sebagian ulama Malikiyah ada yang menilai bolehnya memelihara
anjing untuk selain maksud tadi. (
Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 25/124)
Mengenai larangan memelihara anjing terdapat dalam hadits dari Abu Hurairah, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda,
مَنِ اتَّخَذَ كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ صَيْدٍ أَوْ زَرْعٍ انْتَقَصَ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ
“
Barangsiapa
memanfaatkan anjing selain anjing untuk menjaga hewan ternak, anjing
(pintar) untuk berburu, atau anjing yang disuruh menjaga tanaman, maka
setiap hari pahalanya akan berkurang sebesar satu qiroth” (HR. Muslim no. 1575). Kata Ath Thibiy, ukuran
qiroth adalah semisal gunung Uhud (Fathul Bari, 3/149).
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ
“
Barangsiapa
memanfaatkan anjing, bukan untuk maksud menjaga hewan ternak atau bukan
maksud dilatih sebagai anjing untuk berburu, maka setiap hari pahala
amalannya berkurang sebesar dua qiroth.” (HR. Bukhari no. 5480 dan Muslim no. 1574)
Anjing yang dibolehkan untuk dimanfaatkan adalah untuk tiga maksud yaitu
sebagai anjing yang digunakan untuk berburu, anjing yang digunakan
untuk menjaga hewan ternak dan anjing yang digunakan untuk menjaga
tanaman. Lalu bagaimana selain maksud itu seperti untuk menjaga rumah?
Bagaimana Memanfaatkan Anjing untuk Menjaga Rumah?
Ibnu Qudamah
rahimahullah pernah berkata,
وَإِنْ اقْتَنَاهُ لِحِفْظِ الْبُيُوتِ ، لَمْ يَجُزْ ؛ لِلْخَبَرِ .وَيَحْتَمِلُ الْإِبَاحَةَ .وَهُوَ قَوْلُ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ
؛ لِأَنَّهُ فِي مَعْنَى الثَّلَاثَةِ ، فَيُقَاسُ عَلَيْهَا
.وَالْأَوَّلُ أَصَحُّ ؛ لِأَنَّ قِيَاسَ غَيْرِ الثَّلَاثَةِ عَلَيْهَا ،
يُبِيحُ مَا يَتَنَاوَلُ الْخَبَرُ تَحْرِيمَهُ . قَالَ
الْقَاضِي : وَلَيْسَ هُوَ فِي مَعْنَاهَا ، فَقَدْ يَحْتَالُ اللِّصُّ
لِإِخْرَاجِهِ بِشَيْءِ يُطْعِمُهُ إيَّاهُ ، ثُمَّ يَسْرِقُ الْمَتَاعَ .
“Tidak
boleh untuk maksud itu (anjing digunakan untuk menjaga rumah dari
pencurian) menurut pendapat yang kuat berdasarkan maksud hadits (tentang
larangan memelihara anjing). Dan memang ada pula ulama yang memahami
bolehnya, yaitu pendapat ulama Syafi’iyah (bukan pendapat Imam Asy
Syafi’i, pen). Karena ulama Syafi’iyah menyatakan anjing dengan maksud
menjaga rumah termasuk dalam tiga maksud yang dibolehkan, mereka
simpulkan dengan cara qiyas (menganalogikan). Namun pendapat pertama
yang mengatakan tidak boleh, itu yang lebih tepat. Karena selain tiga
tujuan tadi, tetap dilarang. Al Qodhi mengatakan, “Hadits tersebut tidak
mengandung makna bolehnya memelihara anjing untuk tujuan menjaga rumah.
Si pencuri bisa saja membuat trik licik dengan memberi umpan berupa
makanan pada anjing tersebut, lalu setelah itu pencuri tadi mengambil
barang-barang yang ada di dalam rumah”. (Al Mughni, 4/324)
Walaupun sebagian ulama membolehkan memanfaatkan anjing untuk menjaga
rumah, namun itu adalah pendapat yang lemah yang menyelisihi hadits yang
telah dikemukakan di atas.
Tawakkal itu Kuncinya
Sebagian orang menyangka bahwa menjaga rumah mesti dengan menyewa satpam
atau dengan penjaga yang haram yaitu anjing. Bahkan yang senang dipilih
adalah anjing karena tanpa biaya bulanan. Padahal sebaik-baik tempat
bergantung adalah pada Allah Yang Maha Mencukupi dan sebaik-baik tempat
bergantung. Meskipun ada satpam atau anjing penjaga sekalipun, kalau
Allah takdirkan rumah kecolongan,
yah pasti kecolongan. Karena
satpam dan anjing tadi bisa saja dikelabui oleh si pencuri. Maka
tawakkal itu adalah kunci utama. Tawakkal adalah bersandarnya hati pada
Allah dengan disertai usaha semaksimal mungkin.
Allah
Ta’ala berfirman,
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ
لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“
Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar,
dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3). Ath Thobari
rahimahullah mengatakan,
“Barangsiapa bertakwa pada Allah dan menyandarkan urusannya pada Allah,
maka Allah yang mencukupinya.”(Tafsir Ath Thobari, 23/46)
Menghidupkan rumah dengan dzikir dan ibadah pun bisa menjaga rumah dari
gangguan makhluk jahat termasuk pencuri. Dzikir yang bisa dirutinkan
setiap pagi dan sore agar melindungi dari berbagai gangguan adalah
sebagai berikut,
بِسْمِ اللهِ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’as mihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’, wa huwas samii’ul ‘aliim”
[Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit
tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui]
(Dibaca 3 x). Dalam hadits ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu
disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini sebanyak tiga
kali di shubuh hari dan tiga kali di sore hari, maka tidak akan ada yang
memudhorotkannya. (HR. Abu Daud no. 5088, 5089, At Tirmidzi no. 3388,
Ibnu Majah no. 3869, Ahmad (1/72). Syaikh Ibnu Baz menyatakan bahwa
sanad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39)
Rajin shalat sunnah di rumah juga bisa melindungi dari berbagai kejelekan atau gangguan.
[1] Sebagaimana terdapat hadits dari Abu Hurairah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَمْنَعَانِكَ مِنْ
مَخْرَجِ السُّوْءِ وَإِذَا دَخَلْتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ
رَكْعَتَيْنِ يَمْنَعَانِكَ مِنْ مَدْخَلِ السُّوْءِ
“
Jika
engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang
dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah.
Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang
akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.” (HR. Al Bazzar, hadits ini shahih. Lihat As Silsilah Ash Shohihah no. 1323).
Daripada menjaga rumah dengan anjing yang najis dan haram, maka
melindungi rumah dengan dzikir dan ibadah yang kami contohkan tentu
lebih utama.
Semoga Allah beri taufik.
0 komentar:
Posting Komentar